SELAMAT DATANG DI PT. ESA GEMILANG SAKTI

Pentingnya Exit Interview bagi Perusahaan: Jangan Dianggap Sepele

Blog post description.

Admin

4/22/20253 min baca

Di dunia kerja yang dinamis, terutama dalam industri outsourcing yang punya tingkat turnover tinggi, menjaga kualitas sumber daya manusia adalah tantangan yang nyata. Salah satu cara paling sederhana tapi sering diremehkan untuk menangani hal ini adalah lewat exit interview.

Meskipun kelihatannya hanya formalitas saat karyawan resign, sebenarnya exit interview adalah momen krusial untuk menggali informasi yang tidak bisa didapat saat karyawan masih aktif bekerja.

Buat perusahaan outsourcing, di mana rotasi karyawan adalah hal biasa, exit interview bisa menjadi alat penting untuk evaluasi internal, deteksi masalah lebih awal, dan menjaga reputasi bisnis tetap sehat.

Apa Itu Exit Interview?

Secara sederhana, exit interview adalah percakapan formal antara karyawan yang akan keluar dengan pihak perusahaan, biasanya HR. Tujuannya adalah menggali alasan resign, pengalaman kerja selama di perusahaan, serta masukan untuk perbaikan ke depan.

Namun, exit interview bukan cuma soal bertanya “kenapa keluar?” lalu selesai. Kalau dilakukan dengan benar, proses ini bisa membuka banyak hal — mulai dari dinamika tim, pola kepemimpinan, proses kerja yang tidak efisien, hingga budaya perusahaan yang mungkin terlihat oke di permukaan tapi sebenarnya menyimpan masalah.

Kenapa Exit Interview Itu Penting?
1. Mendapat Feedback yang Lebih Jujur

Saat masih aktif bekerja, banyak karyawan enggan memberi masukan karena takut berdampak pada hubungan dengan atasan atau tim. Tapi saat mereka sudah memutuskan keluar, biasanya mereka lebih terbuka.

Exit interview menjadi momen untuk mendengar pendapat yang lebih jujur tentang:

  • Atasan langsung

  • Lingkungan kerja

  • Sistem penilaian performa

  • Beban kerja

  • Proses pelatihan dan pengembangan

Feedback ini sangat berharga buat HR dan manajemen untuk mengambil langkah perbaikan yang nyata, bukan sekadar asumsi.

2. Mendeteksi Pola Turnover yang Mengganggu

Kalau satu-dua orang resign, mungkin masih bisa dianggap wajar. Tapi kalau banyak orang keluar dengan alasan serupa, itu tanda ada masalah sistemik.

Dengan exit interview yang konsisten, kamu bisa mengidentifikasi:

  • Apakah gaji terlalu rendah dibanding kompetitor?

  • Apakah ada masalah dengan gaya kepemimpinan tertentu?

  • Apakah jalur karier terlalu mentok?

  • Apakah karyawan merasa tidak berkembang?

Data ini akan lebih kuat dibanding sekadar dugaan atau survei yang belum tentu diisi dengan jujur.

3. Meningkatkan Strategi Retensi Karyawan

Salah satu isu utama di perusahaan outsourcing adalah retensi karyawan. Kalau kamu tahu apa yang bikin karyawan keluar, kamu bisa mulai memperbaiki dari akarnya.

Contoh:

  • Kalau banyak yang bilang pelatihan kurang, maka investasi di pengembangan SDM perlu ditingkatkan.

  • Kalau atasan disebut terlalu otoriter, mungkin perlu dilakukan coaching leadership.

  • Kalau jenjang karier dianggap tidak jelas, struktur organisasi perlu diperjelas.

Dengan data dari exit interview, strategi retensi bisa lebih tepat sasaran, bukan sekadar menebak-nebak.

4. Menjaga Employer Branding

Setiap karyawan yang keluar akan membawa cerita tentang tempat kerjanya, baik itu ke teman, rekan bisnis, atau bahkan media sosial. Kalau mereka merasa diperlakukan baik dan pendapatnya dihargai di akhir masa kerja, kemungkinan besar mereka akan meninggalkan kesan positif.

Ingat, dalam industri outsourcing, reputasi perusahaan sangat menentukan apakah kamu bisa menarik talenta baru dan mempertahankan klien. Exit interview adalah salah satu cara untuk meninggalkan kesan yang baik dan menjaga hubungan tetap profesional meskipun hubungan kerja sudah selesai.

5. Membuka Peluang Jangka Panjang

Jangan lupakan bahwa karyawan yang keluar hari ini bisa saja:

  • Kembali bekerja di perusahaanmu suatu saat nanti (boomerang employee)

  • Merekomendasikan kandidat bagus

  • Jadi klien atau mitra bisnis di masa depan

Exit interview yang dilakukan dengan cara yang elegan akan membantu membangun goodwill dan menjaga jembatan tetap terbuka.

Bagaimana Cara Melakukan Exit Interview yang Efektif?

Melakukan exit interview butuh pendekatan yang tepat. Jangan asal tanya, jangan sekadar kirim form, apalagi cuma formalitas. Berikut tips yang bisa diterapkan:

1. Lakukan di Waktu yang Nyaman

Idealnya, exit interview dilakukan beberapa hari sebelum hari terakhir karyawan. Hindari hari terakhir kerja karena biasanya suasana sudah tidak fokus. Buat suasana tenang dan tidak terburu-buru.

2. Gunakan Pertanyaan Terbuka dan Relevan

Hindari pertanyaan yang jawabannya “ya” atau “tidak”. Arahkan diskusi supaya karyawan bisa cerita lebih banyak. Contoh pertanyaan yang bisa digunakan:

  • Apa alasan utama Anda resign?

  • Apa yang paling Anda suka dan tidak suka selama bekerja di sini?

  • Bagaimana Anda menilai dukungan dari manajer langsung?

  • Apakah Anda merasa punya peluang berkembang selama di perusahaan ini?

3. Dengarkan Tanpa Defensif

Tujuan interview adalah mendengar, bukan membela diri. Biarkan karyawan bicara dan jangan menyanggah meskipun ada kritik. Tugas HR di sini adalah jadi pendengar yang aktif.

4. Catat dan Analisis Data

Exit interview bukan hanya untuk dokumentasi individual. Kalau dilakukan rutin, data ini bisa diolah dan ditarik kesimpulan. Gunakan tools sederhana seperti spreadsheet atau software HR untuk melihat tren dari waktu ke waktu.

Exit Interview dalam Konteks Perusahaan Outsourcing

Perusahaan outsourcing punya karakteristik berbeda dengan perusahaan konvensional. Karyawan sering bekerja di luar site, kadang punya lebih dari satu atasan (HR internal vs. klien), dan ritme kerja bisa sangat tinggi.

Karena itu, exit interview di perusahaan outsourcing bisa memberi insight yang lebih kaya:

  • Apakah lingkungan kerja di klien suportif?

  • Apakah proses onboarding cukup jelas?

  • Apakah koordinasi antara tim internal dan klien berjalan lancar?

Dengan insight ini, perusahaan outsourcing bisa meningkatkan kualitas layanan sekaligus meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Exit interview bukan sekadar formalitas, tapi alat penting untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam perusahaan. Untuk bisnis outsourcing yang sangat bergantung pada SDM dan relasi kerja jangka panjang, ini adalah momen penting untuk introspeksi, perbaikan, dan menjaga hubungan baik dengan talenta terbaik.

Ingat: cara perusahaan mengucapkan selamat tinggal bisa menentukan bagaimana mereka dikenang.